Monday, June 29, 2015

Apa sebenarnya kunci kekayaan Hidup..? Kaya itu berarti identik dengan harta. Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai oleh harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk mendapatkannya adalah orang yang telah diperbudak oleh harta dan kesenangan dunia. Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya memberi dan berbagi. Sebaliknya, seseorang yang secara materi kaya, tetapi mentalnya masih berkekurangan dan tamak, tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta'ala. Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi, mengambil dan mengambil. Orang demikian ini telah diperalat oleh hartanya. Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba Allah Ta'ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh Allah Ta'ala, bukan selain-Nya.


Sebagai contoh, orang seperti Abdurahman bin Auf mampu memberikan hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya. Dia pernah menyedekahkan 700 ekor Unta beserta muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang perniagaan kepada kaum Muslim. Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu Dinar atau setara Rp. 55 Miliar untuk dibagi-bagikan kepada istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan fakir miskin. Ia juga pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fisabilillah.

Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar. Masing-masing pahlawan mendapatkan jatah 400 dinar atau setara Rp. 560 juta. Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi kita untuk meraih ridha Allah Ta'ala. Harta yang dicari dengan jalan tidak halalm jelas hanya akan mempersulit perjalanan menuju Allah Ta'ala. Harta yang dicari dengan jalan yang halal tetapi belum digunakan di jalan Allah, juga masih belum bernilai di sisi-Nya.

Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah Ta'ala, itulah investasi abadi yang akan dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta'ala. Sementara harta yang teersimpan, saat maut menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini. Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap Allah Ta'ala kelak. 

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bersabda :

"Ada tiga perkara yang mengikuti mayit sesudah wafatnya, yaitu keluarganya, hartanya dan amalnya. Yang dua kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Yang pulang kembali adalah keluarga dan hartanya, sedangkan yang tinggal bersamanya adalah amalnya." [HR. Bukhari dan Muslim]

sumber : Ust. Yusuf Mansur

Related Posts:

  • Jabatan Sebagai Anugerah Sekaligus Amanah Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 … Read More
  • Apa Sebenarnya Kunci Kekayaan Hidup ?? Apa sebenarnya kunci kekayaan Hidup..? Kaya itu berarti identik dengan harta. Banyak orang kaya yang merasa seolah-olah menguasai harta, padahal dialah yang dikuasai oleh harta. Orang yang menjadikan harta sebagai tujuan d… Read More
  • Sedekah yang Benar Sedekah itu mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam hidup seseorang. Semakin sesorang rela memberi (bersedekah), semakin banyak apa yang dia sedekahkan itu akan kembali pada dirinya dengan berlipat-lipat. Kalu dia sedeka… Read More
  • Ayo Ngaji Al Qur'an Ayo...Ngaji Al Qur'an.. Mengkaji berarti mempelajari Al Qur'an baik belajar membaca huruf-huruf Al Qur'an maupun dengan memahami makna yang terkandung di dalamnya disebut Ngaji. Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur'an… Read More
  • Begitu Dahsyatnya Bersedekah Apa saja Keutamaan dan Dahsyatnya Bersedekah...? Allah SWT benar-benar sangat memuliakan orang-orang yang mau bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan anugerah yang menakjubkan bagi orang-orang yang suka bersedekah.… Read More

0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Video

Our Facebook Page