Nikmat apa lagi yang kamu dustakan... ?
Per nahkah kita menanyakan harga oksigen (O2) di apotek? Jika belum tahu, ketahuilah harganya sekitar Rp. 25.000 /liter.
Pernahkah kita menanyakan harga nitrogen di apotek? Jika belum tahu, harganya sekitar Rp. 9.950,- /liter.
T ahukah kita? Bahwa dalam sehari manusia menghirup Oksigen (O2) sebanyak 2.880 liter dan Nitrogen 11.375 Liter. Jika harus dihargai dengan rupiah, maka Oksigen (O2) dan Nitrogen yang kita hirup, akan mencapai Rp. 170 jutaan, maka sebulan Rp. 5,1 Milyar untuk satu orang.
Pernahkah malaikat menagih oksigen dan nitrogen yang kita hirup dating ke rumah setiap bulan? Ketahuilah Presiden, Raja bahkan orang terkaya didunia apalagi rakyat biasa yang hidupnya sudah susah tidak akan sanggup melunasi biaya nafas hidupnya jika Allah SWT mau pakai rumus dagang sama manusia!!
Allah SWT mengingatkan manusia
hingga berulang sampai 31 kali dengan kalimat yang sama, dengan jumlah huruf
yang sama agar manusia mudah mengingatny dan pandai bersyukur.
“Maka nikmat Tuuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS.
Ar-Rahman 55)
Ayat ini kerap membuat siapapun
tertegun membacanya. Betapa kita, sebagai makhluk-Nya, terkadang terlalu
sombong untuk sekedar mengucapkan “terima kasih” kepada Sang Maha Pencipta,
Allah SWT.
Sudah banyak sekali nikmat yang
sudah Dia berikan. Namun, kita malah tidak bersyukur kepada-Nya. Bukankah Allah
SWT telah berifirman :
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah)” (QS. Ibrahim 34)
Sudah banyak sekali nikmat yang
Dia berikan. Nikmat mencicipi manisnya iman, nikmat menghirup udara segar dan sebagainya.
Allah telah memberikan
iming-iming yang menggiurkan untuk hamba-hamba-Nya yang bersyukur dan ancaman
untuk hamba-hamba-Nya yang kufur, seperti yang termaktub dalam surah Ibrahim
ayat 7 : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumatkan;
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.”
Maka, syukurilah nikmat yang datang
pada kita. Jangan kita terlena hingga kita lupa dan mengklaim itu adalah hasil
jerih payah kita sendiri, tanpa menganggap Allah sebagai maka pemberi, karena
sikap seperti itu dapat menjerumuskan kita kepada kekufuran terhadapa nikmat
Allah.
Bila hal yang diatas berhubungan
dengan pemberian yang sesuai dengan keinginan kita , lalu bagaimana dengan
pemberian yang tidak sesuai dengan keinginan kita ? terkadang kita, sebagai
manusia, mengeluhkan atau tidak mensyukuri pemberian Allah SWT yang tidak
sesuai dengan keinginan kita. Padahal, kita tidak tahu kalau itu sebenarnya baik
untuk kita. Kita hanya terus menyalahkan keputusanNya. Tidak adillah, tidak
baiklah atau keluhan-keluhan lainnya terus meluncur dari lisan kita. Jarang
kita melihat dari sisi positif dari pemberian itu. Padahal, Allah selalu
memberikan yang terbaik untuk kita.
Oleh karena itu, ketika ditimpa
suatu musibah, janganlah cepat-cepat mengeluh. Lihatlah sisi positifnya.
Berpikirlah bahwa Allah sayang kepada kita, karena Allah ingin segera menghapus
dosa kita lewat ujian itu.
Rasullah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah berupa ras alealhnya badan,
rasa lapar yang terus menerus atau sakit, rasa sedih/benci yang berkatian
dengan masa sekarang, atau masa lalu, gangguan orang lain pada dirinya, sesuatu
yang membuat hati menjadi sesak sampapi-sampai duri yang menusuknya melainkan
akan Allah hapuskan dengan sebab hal tersebut kesalahan-kesalahan. “ (HR
Bukhori Muslim)
Begitu juga ketika keputusan
Allah tidak sesuai dengan keinginan kita. Mungkin itu adalah kebaikan jangka
panjang kita. Ingatlah, Allah memberikan apa yang kita PERLUKAN, bukan yang
kita INGINKAN, karena bisa jadi apa yang kita inginkan itu justru mendatangkan
mudharat bagi kita.
Allah SWT berfirman :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah
Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah 216)
Perpisahan dengan orang-orang
yang kita cintai, penyakit yang menggerogoti tubuh kita, merupakan beberapa
ujian yang perlu kita ambil sisi positifnya. Jangan kita terus mengeluh dan
mengeluh. Karena tidak ada gunanya juga terus meratapi nasib. Sesekali,
beranikan diri kita untuk mengambil sisi positif dari itu semua karena dibalik
semua kejadian pasti ada hikmahnya, Wallahu
a’lam.
0 komentar:
Post a Comment