Monday, August 10, 2015

Cara menghadapi masalah dan solsuinya
Masalah ? Masalah itu adalah suatu hal yang lazim terjadi di kehidupan sehari-hari, apabila kenyataan yang kita hadapi itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita sebagai hamba Allah, pastilah sering diberikan suatu masalah sebagai ujian dan juga peringatan dalam menjalani kehidupan ini. Apabila kita memandang masalah itu sebagai ujian, kita akan bisa memahami bahwa masalah itu adalah cara Allah membimbing kita supaya dapat meningkatkan kualitas diri. Maka dari itu dalam setiap kali kita menyelesaikan suatu masalah, kita akan dapat menyadari dan menikmati proses dari tahap tersebut. Kita harus dapat memahami bahwa masalah hidup seperti halnya sakit, musibah bencana alam ataupun kecelakaan yang dialami oleh semua makhluk ciptaan Allah sebagaimana yang sudah Allah katakana dalam surat Al-Baqarah ayat 155-157 : 

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna Lillahi wa inna ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan merek itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.


Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan memberikan ujian yang berlebihan kepada kita, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 286 :

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya".

Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdo’a) :

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada oran-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

Oleh sebab itu, pencapaian pribadi hanya dapat diraih melalui proses ujian yang bertahap sesuai dengan kapasitas, dinamis, dan berkelanjutan sehingga berakhir pada satu titik yang kepantasan diri mendapatkan kebahagiaan hakiki yakni bahagia dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda :

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi)

Dalam hadist tersebut menyatakan bahwa dalam ujian itu terdapat sarana untuk kita mendapatkan pahala dan keridhoan Allah SWT. Tak semua manusia bisa menempatkan diri sebagai pribadi yang pantas mendapat kebahagiaan, salah satu penyebab ketidakpantasan itu adalah pola pandang yang salah tentang ujian hidup itu sendiri. Banyak manusia yang menganggap ujian hidup itu hanya dalam bentuk musibah yang buruk-buruk padahal nikmat yang baik pun sebenarnya juga termasuk ujian hidup. Misalnya saat kita diberikan Allah pasangan hidup yang rupawan wajahnya, harta yang berlimpah dan jabatan yang tinggi. Bagi banyak orang, hal tersebut adalah rezeki yang luar biasa tetapi Allah Maha Adil. Didalam nikmat yang diberikan olehNya diselipkan ujian bagi kita yaitu bagaimana kita bisa amanah menjaga semua yang telah Ia titipkan kepada kita.

Melihat banyaknya hikmah dan kebaikan dalam sebuah ujian, tentu ada baiknya untuk kita belajar memahami dan menyikapi bagaimana cara memandang masalah dan solusinya agar kita menjadi lebih tangguh, kuat dab sabar dalam menjalaninya. 

Caranya adalah sebagai berikut :

Janganlah mengubur harapan. Dikarenakan, dengan mengubur harapan maka sama saja kita melemahkan semangat untuk bisa bangkit dan menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya saat kita sudah mengatakan bahwa kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu maka sebenarnya kita sudah mulai kehilangan semangat untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita harus tetap yakin bahwa harapan itu tidak pernah sirna selama kita yakin dan percaya bahwa dengan bantuan Allah SWT, kita bisa melakukannya.

Terus membuka mata, hati dan pikiran. Dikarenakan, dengan membuka mata untuk melihat disekelilingi kita, masih banyak orang-orang yang ternyata memiliki masalah yang jauh lebih berat dari kita. Dengan membuka hati untuk merasakan bahwa sebenarnya kita masih lebih beruntung ketimbang orang lain. Dengan membuka pikiran untuk kita berpikir lebih tenang, logis dan jernih maka kita akan bisa menyelesaikan masalah dengan tenang tanpa emosi. Apabila kita menggunakan emosi, kita tidak akan pernah bisa untuk berpikir dengan tenang, logis dan jernih sehingga tidak menemukan solusi yang baik untuk masalah itu. Emosi seirngkali menuntun kita menuju ke solusi cepat dan pintas yang akhirnya solusi tersebut sifatnya sementara.

Tidak perlu berlebihan (lebai) dalam menyikapi permasalahan. Masalah terbesar dari sebuah masalah sebenarnya adalah bagaimana cara kita bisa memandang dan menyikapinya, bukan terletak pada masalah tersebut. Ada orang yang bertanya atau konsultasi bagaimana cara menghadapi masalahnya. Namun apapun nasihat yang orang berikan kepadanya, dia selalu membantah bahwa masalahnya itu terlalu besar jika dibandingkan dengan nasihat yang diberikan. Lebai akan menutup semua cara menghadapi masalah. Khawatirnya jika bersikapi seperti itu, dia hanya mencari pembenaran akan ketidakmampuan dia. Dia menyerah dan mencari “maklum” bukan mencari solusi. 

Ini adalah langkah paling penting dan utama yaitu meminta pertolongan kepada Allah SWT. Tidak ada bisa menghambat kita, jika Allah sudah mengijinkan. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan jika Allah sudah berkehendak. Jadi, mintalah pertolongan selalu kepada Allah SWT bukan sebagai pelengkap  dari langkah kita melainkan justru hal yang paling utama yang harus kita lakukan. Sesungguhnya kekuatan itu berasal dari Allah SWT, tidak ada yang bisa menghalangi atau menghentikan jika Alah SWT sudah berkehendak. Bagaimana cara mendapatkan pertolongan dari Allah SWT ? banyak sekali, diantaranya adalah shabar dan shalat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al Qur’an al Kharim :

“Jadilah sabar dan shalay sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS Al-Baqarah :45-46)

Begitulah uraian tentang bagaimana cara  memandang masalah dan solusinya, maka dari itu kita harus yakin dan percaya bahwa didalam kesulitan terdapat kemudahan-kemudahan yang Allah SWT berikan seperti yang tertuang dalam firman Allah SWT :

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”, (QS. Asy-Syarh: 5-6)

Semoga kita menjadi lebih bijaksana dalam menghadapi suatu permasalahan hidup dan selalu diberikan kemudahan-kemudahan serta kelancaran dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.


0 komentar:

Post a Comment

Powered by Blogger.

Video

Our Facebook Page