Cara menghadapi masalah dan solsuinya |
Masalah ? Masalah itu adalah
suatu hal yang lazim terjadi di kehidupan sehari-hari, apabila kenyataan yang
kita hadapi itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Kita sebagai hamba
Allah, pastilah sering diberikan suatu masalah sebagai ujian dan juga
peringatan dalam menjalani kehidupan ini. Apabila kita memandang masalah itu
sebagai ujian, kita akan bisa memahami bahwa masalah itu adalah cara Allah
membimbing kita supaya dapat meningkatkan kualitas diri. Maka dari itu dalam
setiap kali kita menyelesaikan suatu masalah, kita akan dapat menyadari dan menikmati
proses dari tahap tersebut. Kita harus dapat memahami bahwa masalah hidup
seperti halnya sakit, musibah bencana alam ataupun kecelakaan yang dialami oleh
semua makhluk ciptaan Allah sebagaimana yang sudah Allah katakana dalam surat
Al-Baqarah ayat 155-157 :
“Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Inna
Lillahi wa inna ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan merek itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Allah yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang tidak akan memberikan ujian yang berlebihan kepada kita, sebagaimana
Allah berfirman dalam Al-Baqarah ayat 286 :
“Allah tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya".
Ia mendapat pahala (dari
kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (mereka berdo’a) :
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
oran-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada
kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami;
dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir”.
Oleh sebab itu, pencapaian
pribadi hanya dapat diraih melalui proses ujian yang bertahap sesuai dengan
kapasitas, dinamis, dan berkelanjutan sehingga berakhir pada satu titik yang
kepantasan diri mendapatkan kebahagiaan hakiki yakni bahagia dunia dan akhirat.
Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya besarnya pahala itu
tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum,
maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan,
dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi)
Dalam hadist tersebut menyatakan
bahwa dalam ujian itu terdapat sarana untuk kita mendapatkan pahala dan
keridhoan Allah SWT. Tak semua manusia bisa menempatkan diri sebagai pribadi
yang pantas mendapat kebahagiaan, salah satu penyebab ketidakpantasan itu
adalah pola pandang yang salah tentang ujian hidup itu sendiri. Banyak manusia
yang menganggap ujian hidup itu hanya dalam bentuk musibah yang buruk-buruk
padahal nikmat yang baik pun sebenarnya juga termasuk ujian hidup. Misalnya saat
kita diberikan Allah pasangan hidup yang rupawan wajahnya, harta yang berlimpah
dan jabatan yang tinggi. Bagi banyak orang, hal tersebut adalah rezeki yang
luar biasa tetapi Allah Maha Adil. Didalam nikmat yang diberikan olehNya
diselipkan ujian bagi kita yaitu bagaimana kita bisa amanah menjaga semua yang
telah Ia titipkan kepada kita.
Melihat banyaknya hikmah dan
kebaikan dalam sebuah ujian, tentu ada baiknya untuk kita belajar memahami dan menyikapi
bagaimana cara memandang masalah dan solusinya agar kita menjadi lebih tangguh,
kuat dab sabar dalam menjalaninya.
Caranya adalah sebagai berikut :
Janganlah mengubur harapan. Dikarenakan,
dengan mengubur harapan maka sama saja kita melemahkan semangat untuk bisa
bangkit dan menyelesaikan masalah tersebut. Misalnya saat kita sudah mengatakan
bahwa kita tidak mampu untuk melakukan sesuatu maka sebenarnya kita sudah mulai
kehilangan semangat untuk bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita harus
tetap yakin bahwa harapan itu tidak pernah sirna selama kita yakin dan percaya
bahwa dengan bantuan Allah SWT, kita bisa melakukannya.
Terus membuka mata, hati dan
pikiran. Dikarenakan, dengan membuka mata untuk melihat disekelilingi kita,
masih banyak orang-orang yang ternyata memiliki masalah yang jauh lebih berat
dari kita. Dengan membuka hati untuk merasakan bahwa sebenarnya kita masih
lebih beruntung ketimbang orang lain. Dengan membuka pikiran untuk kita
berpikir lebih tenang, logis dan jernih maka kita akan bisa menyelesaikan
masalah dengan tenang tanpa emosi. Apabila kita menggunakan emosi, kita tidak
akan pernah bisa untuk berpikir dengan tenang, logis dan jernih sehingga tidak
menemukan solusi yang baik untuk masalah itu. Emosi seirngkali menuntun kita
menuju ke solusi cepat dan pintas yang akhirnya solusi tersebut sifatnya
sementara.
Tidak perlu berlebihan (lebai)
dalam menyikapi permasalahan. Masalah terbesar dari sebuah masalah sebenarnya
adalah bagaimana cara kita bisa memandang dan menyikapinya, bukan terletak pada
masalah tersebut. Ada orang yang bertanya atau konsultasi bagaimana cara
menghadapi masalahnya. Namun apapun nasihat yang orang berikan kepadanya, dia
selalu membantah bahwa masalahnya itu terlalu besar jika dibandingkan dengan
nasihat yang diberikan. Lebai akan menutup semua cara menghadapi masalah. Khawatirnya
jika bersikapi seperti itu, dia hanya mencari pembenaran akan ketidakmampuan
dia. Dia menyerah dan mencari “maklum” bukan mencari solusi.
Ini adalah langkah paling penting
dan utama yaitu meminta pertolongan kepada Allah SWT. Tidak ada bisa menghambat
kita, jika Allah sudah mengijinkan. Tidak ada masalah yang tidak bisa
diselesaikan jika Allah sudah berkehendak. Jadi, mintalah pertolongan selalu kepada
Allah SWT bukan sebagai pelengkap dari
langkah kita melainkan justru hal yang paling utama yang harus kita lakukan. Sesungguhnya
kekuatan itu berasal dari Allah SWT, tidak ada yang bisa menghalangi atau
menghentikan jika Alah SWT sudah berkehendak. Bagaimana cara mendapatkan
pertolongan dari Allah SWT ? banyak sekali, diantaranya adalah shabar dan
shalat, sebagaimana dijelaskan dalam ayat Al Qur’an al Kharim :
“Jadilah sabar dan shalay sebagai
penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan
menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS Al-Baqarah
:45-46)
Begitulah uraian tentang bagaimana
cara memandang masalah dan solusinya,
maka dari itu kita harus yakin dan percaya bahwa didalam kesulitan terdapat
kemudahan-kemudahan yang Allah SWT berikan seperti yang tertuang dalam firman
Allah SWT :
“Maka sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”, (QS.
Asy-Syarh: 5-6)
Semoga kita menjadi lebih
bijaksana dalam menghadapi suatu permasalahan hidup dan selalu diberikan
kemudahan-kemudahan serta kelancaran dalam menjalani setiap tahapan kehidupan.
0 komentar:
Post a Comment